"Kenapa bertopeng jika tak punya muka?!"

Minggu, 11 November 2012

11 November

Sumber Ilustrasi
Hari ini, tanggal 11 November 2012. Tanggal cantik? Bukan. Tanggal cantik sudah berlalu kemarin tanggal 10/11/2012, bertepatan dengan hari pahlawan. Mungkin kemarin banyak janur kuning menghiasi tepi jalan, mengingat tanggal cantik tersebut biasanya banyak orang yang latah memanfaatkan momentum tersebut untuk menyelenggarakan pernikahan dan acara penting lainnya. 
Tapi saya tak ingin membahas lebih lanjut tentang tanggal cantik, hari kemarin, atau hari pahlawan. 
Saya berbicara tentang 11 November.

11 November mengingatkan saya tentang artinya "memiliki sesuatu". Sering orang bijak maupun yang sok bijak berkata "Kamu tidak akan mengerti arti pentingnya seseorang/sesuatu sampai kamu kehilangan seseorang/sesuatu tersebut."
Sekali lagi, saya mengakui pepatah nenek moyang itu benar. Saya yang di masa muda suka meremehkan berbagai pepatah bijak dan berkata "Itu cuma kalimat sok bijak, realitas lebih kejam. Semua kalimat bijak tidak selalu bisa terimplementasi dalam realitas". Saya yang congak dan jumawa dengan pemikiran itu akhirnya tunduk berlutut pada realitas. 

11 November 2005. Saya kehilangan manusia paling berarti dalam hidup saya. Ibu saya. 
Ibu bukan limited edition. Semua orang memiliki Ibu.
Ibu saya pintar memasak, pintar menjahit, pintar mengatur rumah tangga dan mengorganisir segala hal di bawah atap rumah kami. 
Tapi banyak Ibu-ibu lain di luar sana yang punya kemampuan itu bukan? Itu bukanlah hal yang spesial. Banyak Ibu-ibu teman saya yang lain juga sepintar Ibu saya dalam hal-hal tersebut. Semua anak memiliki Ibu. Ibu bukanlah hal yang langka. 
Berarti Ibu bukan hal yang "special one" kan? 

Tapi Ibu saya tak pernah bisa terganti. Saya tak akan pernah lagi bisa menemukan sosok Ibu saya pada wanita lain di dunia ini. Ibu saya memang bukan seseorang yang spesial. Ibu saya bukan orang yang hebat satu-satunya. 
Tapi Ibu saya PENTING bagi saya. 
Bagi saya, kata PENTING memiliki makna yang lebih besar dan megah daripada kata spesial, limited edition, hebat atau luar biasa. 
Karena hal yang hebat, luar biasa, spesial dan limited edition tak akan ada gunanya bagi seseorang jika hal tersebut tidak penting baginya. 

Analoginya : 
Seorang petani miskin ditawari mobil mewah limited edition dan rumah Istana oleh seorang saudagar kaya. Dengan syarat, dia harus bersedia meninggalkan gubugnya yg reyot beserta anak dan istrinya di dalam gubug tersebut. Petani tersebut menolak pemberian saudagar kaya tersebut. Kenapa? 
Karena walaupun petani itu hidup miskin dan tinggal di gubug reyot. Hatinya tetap merasa bahagia bersama dengan istri yang setia dan anak-anaknya yang berbakti. 

Mengerti kan? 
Gubug reyot dan kehidupan miskin bersama anak dan istrinya itu lebih PENTING bagi petani tersebut daripada hal spesial, luar biasa dan limited edition yang ditawarkan saudagar kaya kepadanya.  

Analogi lainnya adalah jantung. Mungkin jantung adalah sesuatu yang hebat, tapi jantung bukan hal limited edition. Jantung bukanlah hal yang langka, semua orang memilikinya. 
Tapi jika suatu hari jantungmu rusak parah, harus diganti. Apakah semudah itu mengganti jantungmu? 
Apakah sudah jaminan jika jantung orang lain bisa cocok dan tidak bentrok dengan organ-organ lain saat dipasangkan di tubuhmu?
Tapi jika tidak diganti, apakah kamu dapat hidup lama dengan jantung yang rusak?

Apakah kamu dapat hidup jika tanpa jantung?
Tidak. Karena jantung adalah hal penting bagimu. 


11 November 2005. 
Saat itu saya kelas XI SMA. Penyakit kanker berhasil memenangkan perebutan takdir kehidupan Ibu. Saya rasa disitulah momentum terakhir kali saya merasakan basah air mata di pipi. Setelah itu, sepertinya syaraf air mata saya telah putus sampai sekarang. 
Kehilangan. 
Kehilangan seseorang yang penting bagi saya. Tak terganti. Kehilangan yang berhasil memutuskan jaring-jaring kelabilan dalam pemikiran muda saya. Kehilangan yang meleburkan semua rasa kekanak-kanakan saya. Kehilangan yang mencambuk syaraf keegoisan anak tak berbakti yang suka mendebat orang tua seperti saya. Memecah semua kepingan kejumawaan saya.

Semuanya hancur berkeping-keping, membuat saya beku untuk beberapa saat. Memaksa untuk berteriak dan mencubit diri sendiri agar tersadar, berdoa semoga semua itu hanya mimpi. 
Tapi itulah kenyataannya, itulah realitas. Jiwa saya saat itu terbunuh oleh realitas yang di masa muda sering saya anggap remeh dan tersingkirkan oleh keapatisan saya. 

Tapi, seperti kata sang pencipta tokoh Peterpan yang diperankan Johnny Depp di Finding Neverland.
"Kesedihan merubah seseorang dengan cara yang berbeda-beda."

Kesedihan, dengan caranya sendiri. Entah bagaimana berhasil merubah mental seorang anak manja dan apatis di dalam jiwa saya menjadi seseorang yang lebih mengerti bagaimana seharusnya menjadi seorang manusia. Bagaimana seharusnya menghargai hidup. 
Menghargai hidup, mengisinya dengan berbagai hal yang baik.
Kesedihan mengajarkan saya untuk belajar menjadi seseorang yang penting dalam kehidupan. 
Minimal, penting untuk orang-orang di sekitar saya. Orang penting tak selalu harus jadi pemimpin. Tak harus menjadi orang paling jenius. Tak harus menjadi orang kaya dan punya kedudukan. 
Orang penting adalah--sekali lagi seperti kata orang bijak--orang yang bermanfaat untuk orang-orang di sekitarnya.
Orang penting adalah, saat dia tidak ada, dia akan dirindukan oleh orang-orang yang biasa berada di sekitarnya. 
Orang penting adalah, tidak jarang, kamu baru menyadari betapa pentingnya dia saat kamu kehilangan dirinya.



Robbighfir lii wa li waalidayya warhamhumaa kamaa robbayaanii shoghiiroo
“Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku dan kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.”

5 komentar:

Ca Ya mengatakan...

Sedih :(((
trs ga tw mw ngomong apa :((

Unknown mengatakan...

well, saya juga speechless..
entah apa yang harus saya katakan..

Rengga gps mengatakan...

Malem sobat..
Waw nice post..
Yang post sebelum nya juga bagus tapi ini lebih baik dari yang lalu..:)
terus berkarya ya..
Haha..:D
oh ya mampir juga ya ke my blog..:)

Prof_D mengatakan...

Semangat!!

Linda Kurniaa Iskand mengatakan...

Merinding banget bacanya ;-(.

Posting Komentar

Silakan ngoceh disini...