"Kenapa bertopeng jika tak punya muka?!"

Senin, 15 Oktober 2012

Dua Bersaudara: Mainstream & Anti-Mainstream

Sumber Ilustrasi
Tiap microchip yang tertanam di otak manusia memiliki struktur yang berbeda. Menyebabkan berbagai keberagaman pola pikir dalam melihat sesuatu. Seperti halnya beberapa orang yang mengelompokkan diri dalam dunia anti-mainstream
Apa sih anti-mainstream itu? 

Seperti hubungan antonim, kata anti lahir karena ada kata di belakang anti tersebut yang terlahir lebih dulu. Jadi, anti-mainstream itu lahir dari mainstream itu sendiri. Mainstream, secara harfiah artinya adalah "arus utama". Kita bisa membicarakan mainstream dan anti-mainstream dalam berbagai bentuk. Entah dalam bentuk dunia buku, lukisan, pergaulan, film, musik, industri hiburan, fashion, acara televisi dan lain sebagainya.

Orang yang menggolongkan diri mereka ke dalam anti-mainstream cenderung tidak menyukai sebuah hal yang statis, umum, biasa dan sudah dipakai banyak orang. Mereka menyukai hal-hal yang berlawanan dengan semua hal "biasa". Mereka menyukai perbedaan, keberagaman, kelangkaan, keanehan, keganjilan. Mereka memilih sebuah pemikiran yang sering keluar dari jalur pemikiran orang lain. Mereka melihat sesuatu dari kacamata yang berbeda dengan orang pada umumnya. Mereka menyukai hal baru. Mereka menyukai perubahan. Mereka menyukai berdiri dengan kaki di kepala dan kepala di kaki.  

Selengkapnya...

Rabu, 10 Oktober 2012

Sebuah Perdebatan

Sumber Ilustrasi
Terkadang, ada beberapa orang yang menyukai perdebatan. Sengaja memancing beberapa hal yang memicu orang lain untuk memberikan argumen perlawanan. Lalu sang pemancing pun menikmati perdebatan tersebut, bukan untuk menemukan solusi. Tapi hanya untuk memutar balikkan logika yang memancing emosi lawan. Mempertahankan argumen awal yang dia sampaikan dengan berbagai macam cara yang terkadang hanya merupakan akal-akalan dan permainan dari serangkaian fakta yang dia kumpulkan. Bahkan kadang tidak perlu sebuah fakta yang riil, cukup dengan beberapa kumpulan quote dari beberapa cendekiawan yang akan membuat lawan terperangah dan semakin kesal karena rupanya kita lebih cerdik dari dia.

Saya sendiri terkadang pernah memerankan sosok antagonis seperti itu dalam sebuah perdebatan. Perdebatan yang pada ujungnya hanya membuat permusuhan ideologi. Perdebatan yang lebih mirip debat antara kusir yang beradu argumen berdasarkan emosi mereka, bukan berdasarkan akal dan kecerdasan mereka. 

Selengkapnya...

Selasa, 09 Oktober 2012

Batik dan Masyarakat Latah

Sumber Gambar
Beberapa hari lalu kita sama-sama tahu, rakyat Indonesia memperingati Hari Batik Indonesia. Di hari itu saya dapat dengan mudah menemukan orang-orang yang "latah" memakai batik. Seolah batik adalah baju kebesaran yang harus dipakai di hari itu. Jika tidak memakainya maka akan membuat diri menjadi minder dan dibilang "Ga gaul lo! Lo ga mau memakai produk asli Indonesia?! Lo ga ikut melestarikan budaya Indonesia!"

Saya sendiri malah menjadi golongan yang tidak memakai baju batik di hari itu. Why?! Apakah itu berarti saya tidak mencintai budaya Indonesia?!
Saya hanya bingung, apakah saya harus memaksakan diri memakai baju batik? Sedangkan semua baju batik saya di hari itu berada di tempat penampungan cucian saya. Mungkin saya salah karena terlalu seringnya memakai baju batik di hari-hari "biasa". Seharusnya saya memakai batik di hari Jum'at atau saat kondangan saja. Sehingga saat ada hari "Besar" seperti Hari Batik Indonesia, saya bisa memakainya dengan bangga dan memamerkannya ke seluruh orang. "Ini lho!! Gue cinta budaya Indonesia. Gue cinta produk asli Indonesia. Gue cinta Batik."

Selengkapnya...