"Kenapa bertopeng jika tak punya muka?!"

Selasa, 09 Oktober 2012

Batik dan Masyarakat Latah

Sumber Gambar
Beberapa hari lalu kita sama-sama tahu, rakyat Indonesia memperingati Hari Batik Indonesia. Di hari itu saya dapat dengan mudah menemukan orang-orang yang "latah" memakai batik. Seolah batik adalah baju kebesaran yang harus dipakai di hari itu. Jika tidak memakainya maka akan membuat diri menjadi minder dan dibilang "Ga gaul lo! Lo ga mau memakai produk asli Indonesia?! Lo ga ikut melestarikan budaya Indonesia!"

Saya sendiri malah menjadi golongan yang tidak memakai baju batik di hari itu. Why?! Apakah itu berarti saya tidak mencintai budaya Indonesia?!
Saya hanya bingung, apakah saya harus memaksakan diri memakai baju batik? Sedangkan semua baju batik saya di hari itu berada di tempat penampungan cucian saya. Mungkin saya salah karena terlalu seringnya memakai baju batik di hari-hari "biasa". Seharusnya saya memakai batik di hari Jum'at atau saat kondangan saja. Sehingga saat ada hari "Besar" seperti Hari Batik Indonesia, saya bisa memakainya dengan bangga dan memamerkannya ke seluruh orang. "Ini lho!! Gue cinta budaya Indonesia. Gue cinta produk asli Indonesia. Gue cinta Batik."

Besoknya setelah hari Batik tersebut, saya sih tidak shock saat mendapati orang-orang latah pemakai Batik kembali memakai baju yang biasa mereka pake di hari-hari lainnya. Euforia semangat Cinta Indonesia rupanya hanya bertahan satu hari.

Saya termasuk golongan yang kurang respect dengan protes yang mengatakan Malaysia adalah Maling Budaya Indonesia. Dari segi rumpun, orang Indonesia dan Malaysia masih berada dalam satu Ras Melayu. Bahasa kita juga tidak jauh berbeda. Lalu kenapa dengan sombongnya kita mengakui bahwa Batik hanya milik Indonesia. Hanya orang Indonesia lah yang menciptakan Batik, tidak ada negara lain yang bisa menciptakan Batik. Bukankah kita ingat? Bahwa wayang Indonesia sendiri terpengaruh dari cerita Mahabaratha dan Ramayana yang dibawa oleh para pedagang India dan Persia beberapa Abad lalu saat mereka mampir di negeri ini. Proses asimilasi budaya adalah hal yang lumrah.

Orang-orang negeri kita pun latah secara serempak langsung mengklaim kalimat "Aku Cinta Indonesia" saat Malaysia mulai muncul ke permukaan untuk mempromosikan pariwisata dan budaya negeri mereka ke dunia. Pertanyaannya adalah, Kenapa baru sekarang?! Kenapa baru setelah Malaysia mulai bergerak untuk mengembangkan sektor budaya dan pariwisata mereka kita mulai ribut dan ngamuk-ngamuk. Bukankah negeri kita sudah merdeka dari beberapa puluh tahun yang lalu. Bukankah kemerdekaan Malaysia diraih tanggal 31 Agustus 1957 ? Yang berarti Malaysia merdeka setelah 12 tahun masa kemerdekaan kita? 
Kemana saja masyarakat latah yang mengaku Cinta Budaya Indonesia saat itu?!

Sejak kecil saya bersekolah si SD dan SMP yang menggunakan searagam batik sebagai salah satu seragam yang harus dipakai di hari Jum'at atau Sabtu. Sejak kecil tertanam di pikiran saya bahwa batik adalah baju yang lumrah dipake oleh orang Indonesia dalam kondisi apapun dan dimanapun. Tak perlu menunggu kondangan atau event tertentu untuk memakainya. Jika kamu ingin memakainya, maka pakai lah. Terlepas dari apakah batik adalah warisan nenek moyang Indonesia atau tidak, tidak perduli di Malaysia ada batik atau tidak, tapi karena batik ada di hadapan kita, maka tak ada alasan untuk menganggurkannya.

Semasa SD dan SMP itu saya memiliki beberapa buku yang berisi cerita wayang. Wayang tentu saja adalah salah satu mainan saya juga semasa itu. Saya sangat senang mendengar Bapak saya bercerita tentang kisah berbagai tokoh wayang Indonesia. Dari masa romantika Rama-Shinta sampai masa Parikesit, bayi Arjuna yang menjadi epilog perang Barathayuda.
Semasa SMA, diantara banyaknya ekstrakurikuler keren di sekolah saya, saya menjatuhkan pilihan pada ekstra Karawitan. Disitulah saya mengenal seluk beluk permainan gamelan. Bagaimana mengiringi sebuah tari, bagaimana menabuh dan memukul setiap instrumen agar tercapai keharmonisan dalam tembang yang dinyanyikan sinden.

Saya pamer?! Iya, saya memang pamer. Dan saya memberikan tantangan pada anak muda manapun, silakan kalian pamerkan juga apa saja yang telah kalian dapat dari budaya Indonesia?! Budaya apa saja yang telah kalian sentuh selama menjadi rakyat Indonesia?!
Jangan cuma jadi manusia latah yang ikut-ikutan trendsetter.

4 komentar:

Honey mengatakan...

saya juga nggak pake batik pas hari tersebut tapi nggak berarti saya nggak cinta produk Indonesia

YuZ mengatakan...

yapp, yang penting kita tetap bangga menggunakan batik dalam kondisi apapun dan dimanapun.
Bahkan terkadang penjual es keliling pun memakai batik, ga selalu orang kondangan atau berduit yg bisa memakai batik kan?
Justru penjual es keliling itu lebih cinta indonesia daripada orang2 yg duduk di atas kursi empuk lainnya.

Ca Ya mengatakan...

saya jg ndak pake batik wktu ntu..
tp klo pas lg pke batik,,pda bilang,,"emang ini hari jumat, ya?"

oh rupanya batik kayak seragam hahahh

Anonim mengatakan...

halah batik kan terkenal gara2 obama semenjak itu baru deh semuanya pake batik pdhl dulu dihina-hina / ga dipandang

Posting Komentar

Silakan ngoceh disini...